Kamis, 12 November 2015

Pesan yang tak "Tersampaikan"

Hai Rindu masihkah kau bersamaku,
Masihkah kau menjadi selimut di mimpiku,
tentang apa yang kau hempaskan 
tanpa memberi permisi kepada hati.

Hai Hati apakah kau tetap menyapaku
dalam hening ?,
Seperti halnya melihat awan yang 
berarak, bersama - sama menembus
dimensi waktu tanpa ada ruang 
dan batas.

Dan Hai kamu yang di luar batas Dimensiku,
Dengar lalu rasakan daun yang terbang
membawa pesan singkat dariku ini,
ketika semua do'a yang kita terbangkan
kepada tuhan menyatu,

disitu adalah titik bertemunya ruang rindu.
Dalam rentetan pesan yang tak tersampaikan
selipkan sebuah harapan kepada tuhan.
"Tuhan aku tidaklah mungkin
membenci cinta yang kau percayakan,
maka izinkanlah dia merasakan
apa yang aku rasakan, biarkan kita menghela
nafas sejenak"



Catatan pendek ini telah berikrar kepada kita.

Jumat, 13 Februari 2015

Sinar Peradaban



Hembusan Air Terdengar di Kejauhan Sana
Tonggak harapan menanti di sebuah persimpangan jalan,
Sisa Keringat Mengalir di sebuah sudut tubuh yang tak berdaya
Tempat dimana saya berharap,
jauh dengan simfoni kehidupan

Ku dengar bagaimana Pribumi Bernyanyi tentang kesedihan
Tentang tanahnya, Hartanya dan jati diri sebuah Bangsa
Orang Bilang kita ini “Jambrud Katulistiwa
Bak Seorang Raja yang tak Berguna

Dunia Telah membunuh anak-anak tak berdo’sa
Menginginkan sebuah kesenangan di tanahnya sendiri,
Jangan salahkan mereka jika ia berteriak,
Memang keadaan yang memaksa mereka untuk Menjerit

Dendam yang terus beranak-pinak,
Hausnya darah,
Serta hentakan kaki terjun ke medan perang
Menuntut keadilan dan hak setiap umat