Selasa, 15 Juli 2014

"Jeritan Yang Bernada"


Kudengar bagaimana seruling 
menceritakan kisahnya.
Ia meratapi pedihnya perpisahan
Semenjak dipotong 
dari rumpun bambu,
semua orang menangisi
tangisanku
Kudendangkan dada yang
sesak karena perpisahan
hingga terasakan 
pedihnya kerinduan.
Setiap yang jauh dari
asalnya senantiasa 
akan mencari saat pertemuan
Pada tiap komunitas,
aku menjadi sang peratap dan 
teman orang-orang yang menderita,
pun mereka yang bahagia
Setiap insan merasa 
telah menjadi temanku, 
namun tak seorang
pun pernah mengerti
rahasia yang tersimpan di batinku
Rahasiaku berada
tidak jauh dari diriku, 
namun apakah aku ada 
pada sinar mata atau
telinga yang dengannya 
rahasia-rahasia ditemukan?
Jasad bukanlah tabir roh dan roh 
bukanlah tabir jasad,

namun penglihatan 
mata roh tidak 
pernah diperkenankan 
untuk manusia
Suara seruling adalah api
bukan udara, maka tidak ada
orang yang hatinya 
tidak gelisah seperti api itu
Api yang menempati seruling
adalah api cinta laiknya 
anggur yang menggelegak karena
sesuatu yang ada 
di dalamnya, gelora cinta"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar