Ku ambil sebuah pena
Dan selembar kertas tanpa noda,
Amati secara seksama,
Perlahan mereka memulai kisah cinta
Pada bait pertama, mereka terlihat bahagia
memadu kasih tanpa air mata,
mengkencangkan rasa hanya ada kita
tanpa ada orang ketiga
Memulai bait kedua, Pena melukis senja di cakrawala
Merubah secarik kertas putih menjadi berwarna
mereka masih berselimut asmara dan memperkosa aksara
menelisik sentuhan hangat romantika
1 jam setelah senja, andromeda menghiasi angkasa
melihat para bintang berdansa seperti mencabuli retina
Lantas bait ketiga,
Hujan memunguti senja dan tak ada yang tersisa
mungkin hanya sisa setetes air mata
Entah apa yang terjadi,
Pena enggan berdiri menggoreskan tinta mimpi
Meski rapalan nama dan elegi telah mengudara pada sang illahi
Tak ada satupun yang dapat menggugah sanubari
Kini yang tertinggal hanya halusinasi
dan Penggalan puisi " Kapan Senja Datang Lagi ?"
Surabaya, 9 Mei 2019
Iqbal Lazuardi